Akhir-akhir ini kesadaran nmasyarakat untuk kepedulian terhadap anak yatim terasa meningkat. Ini terlihat dari semakin banyaknya program yang ditujukan untuk mereka. Panti asuhan yang menjamur dimana-mana dan meningkatnya partisipasi swasta dalam program kepedulian perusahaan menjadi indikator pembenarnya.

Jika diperhatikan, bentuk kepedulian tersebut lebih banyak diwujudkan dalam bentuk bantuan tunai (cash and carry). Padahal, adakalanya pendekatan yang terus-menerus dengan cara seperti ini tak selamanya mendidik. Bahkan, bisa-bisa sikap mental anak yatim menjadi “ rusak “; bukanya tampil sebagai sosok yang mandiri, namun justru menjadi pribadi yang manja. Mengapa? Karena terbiasa menerima pemberian dan terpenuhinya keinginannya tanpa kerja keras.

Buku ini ditunjukan bukan hanya bagi mereka yang telah berpartisipasi, tetapi juga bagi merka yang belum cukup menyadari bahwa anak yatim adalah tanggung jawab pribadi sekaligus bersama. Padahal, Rasulullah telah memberikan tuntunan, keteladanan, sekaligus keutamaan anak yatim di dalam islam

Penulis mengajak pembaca lebih dekatanak yatim; mulai konsep “ yatim”,bagaimana mengenali kondisi psikis anak yatim, keutamaan besar mengurus mereka, siapa yang berhak mengurus hingga aplikasi yang bisa diterapkan dalam pola pengurusannya.