Abdullah bin Mubarak mempunyai murid yang sudah lama absen. Selidik punya selidik, tenyata si murid absen gara-gara punya utang banyak. Abdullah bin Mubarak mendatangi si pemberi utang dan melunasinya. Sambil mewanti-wanti agar jangan memberitahu si murid siapa yang melunasi utangnya. Si murid pun kembali aktif belajar, tanpa tahu siapa yang telah menulisnya hingga sang guru, Abdullah bin Mubarak meninggal.
Beberapa orang di Bashrah, termasuk sang Gubernur, sepakat mengumpulkan uang untuk membantu saudara mereka, Abu Abdullah. Tetapi ketika rombongan donatur datang ke rumahnya, Abu Abdullah kecewa. la banting pintu dan masuk ke rumah meninggalkan mereka. Baginya, harta dunia adalah bencana. la lalu berwudhu dan berdoa, "Ya Allah wafatkanlah aku. Jangan engkau timpakan bencana pada diriku." Tak berselang lama, ia pun wafat
Potret kehidupan Salafus-shalih memang bertabur teladan dan decak kagum. Dua kisah di atas hanyalah secuil dari mutiara-mutiara kehidupan yang telah diperagakan oleh mereka. Ya, mereka yang manusia biasa seperti kita Tentu kita pun sebenarnya bisa meneladaninya.
Buku ini hadir, selain menjadi pengetahuan yang inspiratif, juga dapat memacu semangat kita untuk meneladani segala kebaikan yang ada pada diri mereka, Keikhlasan, kejujuran, kezuhudan, kesabaran dalam berjihad dan menghadapi musibah, penghargaan atas waktu dan ilmu, serta segenap teladan lainnya.
Semuanya disarikan dengan baik oleh penulis dari kitab Shifatush Shafwah dan Siyar A'lamin Nubala'. Kedua kitab tenar yang menjadi sumber itu menjadikan buku ini tak lagi sesederhana penampilannya. Ajaklah kawan dekat Anda untuk membaca buku ini, dan berlombalah meneladani tokoh-tokoh di dalamnya!