“Berapa banyak orang puasa hanya mendapatkan lapar dan dahaga; dan beberapa banyak orang yang mendirikan ibadah di malam hari, hanya mendapatkan begadang saja.” (HR. Nasa’i)

Bagi seorang yang berpuasa, menahan diri dari makan dan minum sejak terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari adalah perjuangan besar. Pagi buta ini telah bangun untuk sahur. Siang hari perutnya merasa lapar dan tenggorokanya merasa dahaga. Dan sore hari, ia hampir kehabisan kesabaran menunggu tenggelamnya matahari.

Sungguh puasa adalah perjuangan yang luar biasa. Namun, hadis diatas membuat kita tercengang karena rasa lapar tak membawa pahala. Terpana, karena dahaga berakhir sia-sia.

• Mengapa sia-sia?


• Bagaimana agar puasa tak sekedar lapar dan dahaga?

Melalui buku ini, Dr A’idh Al-Qarni, penulis sekaligus ulama kondang dari Timur Tengah, mengoreskan renungan-renungan yang mendalam di sini. Penulis mengajak Anda menggali makna-makna terpendam dibulan Ramadhan yang telah banyak ter lupakan. Alur pembahasan yang ringkas dan mengalir menjadikan buku ini hidup dan berbicara langsung bersama Anda.