“kebanyakan orang munafik dari umatku adalah Qurra’ (para pembaca Al-Qur’an)-nya” (HR. Ahmad dan At-Thabrani)

Hadis di atas memaksa kita untuk merenung, mengapa para pembaca Al-Qur’an justru rawan dengan jerat-jerat kemunafikan. Ternyata, banyak orang hanya membaca Al-Qur’an hanya di tenggorokan, tak sampai di hati. Banyak yang tersendu-sendu melantunkan ayat dalam shalat, namun khusyuk tinggal angan-angan.

Buku ini menyibak fenomena “ibadah membaca Al-Qur’an” dari sisi yang unik. Setelak banyak mengingatkan banyak nifak yang mengancam, Muhammad Syauman Ar-Ramli sang penulis menghadirkan potret kehidupan para Nabi dan Salafusshalih. Seakan memberikan gambaran ideal tentang bagaimana seharusnya menitihkan air mata dengan jujur, jauh dari noktah kemunafikan.

Tak hanya itu. Penulis juga mendaftarkan tafsir ayat-ayat yang membuat mereka menitikkan air mata saat membacanya. Jadi, selain menjadi obat pelunak hati, buku ini adalah panduan penting, karena setiap hari kita tidak bisa lepas dari aktifitas membaca Al-Qur’an mulai dari tilawah hingga shalat.

Selamat menyimak!