Abdullah bin Mubarak memiliki seorang murid yang sangat aktif dalam mengikuti majelis beliau, suatu ketika Abdullah bin Mubarak tidak melihatnya hingga beberapa hari lamanya. Beliau pun mencari kabar tentang muridnya dan ternyata muridnya sedang ditahan karena memiliki utang yang sudah jatuh tempo.

Abdullah bin Mubarak pun mencari orang yang diutangi oleh muridnya. Setelah berhasil menemuinya, beliau membayar utang muridnya dan menyuruhnya untuk membebaskannya dengan tanpa memberitahukan siapa yang melunasi utangnya.

Pagi harinya, Abdullah bin Mubarak bertemu dengan muridnya. Beliau pun menanyakan keberadaannya selama ini. Muridnya pun menceritakan bahwa ia ditahan karena utang. Tak lama kemudian utangnya telah dilunasi oleh seseorang yang tidak ia ketahui. Si pemilik piutang pun tidak pernah menceritakan kepada siapa pun hingga Abdullah bin Mubarak meninggal.

Banyak kisah nyata yang dipaparkan dalam buku ini. Semuanya bukan sekadar kisah biasa karena tokohnya adalah manusia-manusia dari era generasi pilihan. Muncul beraneka perasaan saat membacanya, membuat kita semakin menikmatinya dan semakin tergugah untuk meneladaninya. Baik dari sisi, akidah, cara pandang, tingkah laku dan akhlak para salaf.

Kecermatan Abdul Aziz bin Nashir Al-Jalil dan Baha’uddin bin Fatih Aqil dalam mencantumkan kisah-kisah yang beliau sarikan dari buku Shifatush Shafwah dan Siyar A’lâmin Nubalâ’ menjadi keistimewaan tersendiri buku ini. Lembar demi lembar kita akan mendapati kisah-kisah para salaf yang sarat makna dan keteladanan. Dengan membacanya, kita akan semakin memahami potret akhlak salafushalih!